Minggu, 15 April 2012

Anthrax (Penyakit Sapi Gila)


  
Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis[bakteria ini umumnya terdapat di tanah dalam bentuk spora, [Spora adalah satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh lapisan pelindung ] dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas . Pada saat ini penyakit tersebut menyerang seekor sapi dengan gejala klinis kupingnya bergetar, hipersalivasi (air liur keluar secara terus menerus), jalan terkulai dan akhirnya mati.
Sinonim mad cow, Bovine Spongiform Encephalopathy(BSE)

Cara penularan
Penyakit sapi gila dapat ditularkan sebagian besar karena pemberian pakan ternak dari daging atau tulang yang telah terinfeksi oleh penyakit sapi gila melalui pakan, juga dapat melalui peralatan kandang, kendaraan pengangkut maupun alat penggiling makanan. Selain itu penyebaran penyakit ini juga dapat ditularkan dari induk yang bunting kepada anaknya. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, berbau.

Gejala klinis
Beberapa gejala-gejala antraks (tipe pencernaan) adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah bercampur darah, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit) atau (untuk tipe kulit) seperti borok setelah mengkonsumsi atau mengolah daging asal hewan sakit antraks.

Diagnosis
• Dari gejala klinis yang nampak
• Pembuatan preparat histopatologis akan nampak gejala seperti lesi vakuolisasi pada sel otak dan terdapat sel intrasitoplasmik vakuolisasi

Pencegahan
pengawasan ketat import daging, bahan makanan dan pakan ternak dan juga pelarangan impor dari negara yang telah terdapat kasus BSEnya.

                

Anthrax adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Bacillus anthracis. Dan mempengaruhi manusia dan hewan. Sebagian besar bentuk penyakit yang sangat mematikan. Ada vaksin yang efektif terhadap antraks, dan beberapa bentuk penyakit bereaksi terhadap perawatan antibiotik.

Seperti banyak anggota lain dari genus Bacillus, Bacillus anthracis dapat membentuk spora aktif yang mampu bertahan hidup dalam kondisi yang sangat keras dalam waktu yang lama bahkan puluhan tahun atau abad. [1] spora tersebut dapat ditemukan di semua benua, bahkan Antartika. [2] Ketika spora yang terhirup, tertelan, atau datang ke dalam kontak dengan lesi kulit pada host mereka mungkin mengaktifkan kembali dan berkembang biak dengan cepat.

Anthrax umumnya menginfeksi herbivora liar dan yang dipelihara mamalia yang menelan atau menghirup spora sementara merumput. Menelan dianggap rute yang paling umum di mana kontrak herbivora anthrax. Karnivora hidup di lingkungan yang sama dapat menjadi terinfeksi dengan mengkonsumsi hewan yang terinfeksi. Hewan berpenyakit antraks dapat menyebar pada manusia, baik melalui kontak langsung (misalnya inokulasi darah yang terinfeksi untuk kulit rusak) atau konsumsi hewan berpenyakit 'daging.

Spora anthrax dapat diproduksi secara in vitro dan digunakan sebagai senjata biologis. Anthrax tidak menyebar langsung dari salah satu hewan yang terinfeksi atau orang ke orang lain, melainkan disebarkan oleh spora. Spora ini dapat diangkut dengan pakaian atau sepatu. Mayat binatang yang mati karena Anthrax juga dapat menjadi sumber spora Anthrax.

Sejarah Anthrax

Robert Koch, seorang dokter dan ilmuwan Jerman, pertama-tama mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan penyakit anthrax pada tahun 1875. [26]-Nya kepeloporannya dalam akhir abad kesembilan belas adalah salah satu demonstrasi pertama bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroba. Dalam serangkaian percobaan inovatif dia menemukan siklus hidup dan cara penularan Anthrax. Eksperimennya bukan hanya membantu menciptakan pemahaman tentang antraks, tetapi juga membantu menjelaskan peran mikroba dalam menyebabkan penyakit pada saat perdebatan masih diadakan atas generasi spontan versus teori sel. Koch melanjutkan mempelajari mekanisme penyakit lain dan 1905 dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuan bakteri yang menyebabkan tuberkulosis. Adalah hari ini Koch diakui sebagai salah satu sejarah yang paling penting ahli biologi dan pendiri bakteriologi modern.

Cara Peyebaran
Pulmonary Anthrax
Spora bakteri menyebar lewat pernapasan. Infeksi dengan cara ini sangat mematikan hampir 100% kematian.
Gastrointestinal Anthrax
Penyebaran dengan lewat pencernaan dan memakan daging yang terjangkit anthrax.
Cutaneous Anthrax
Penyebaran lewat kulit terluka. Kulit yang terinfeksi spora akan mengalami iritasi dan kulitnya menjadi hitam.
Symptoms
Setelah terinfeksi selama 1-6 hari akan muncul gejala penyakit flu seperti demam,batuk kering, dan keletihan.
Keadaan korban akan membaik setelah 2-3 hari lalu kondisi akan memburuk, kulit korban akan mulai menghitam, kesulitan bernapas dan berkeringat terus menerus . Kemudian dalam waktu 24-36 jam korban akan meninggal dunia.
Bila spora masuk melalui luka, luka akan membengkak dan menghitam.

Mekanisme Infeksi
Sel masuk ke dalam tubuh dalam bentuk Spora.
Spora kemudian diserang oleh sistem kekebalan tubuh.
Dalam sistem kekebalan tubuh, spora anthrax aktif dan mulai berkembang biak dan mengeluarkan 2 racun:
Edema Toxin:
Racunn yang menyebabkan makrofag tidak dapat melakukan fagositosis pada bakteri.
Lethal Toxin:
Memaksa makrofag mesekresikan TNF-alpha dan interleukin-1-beta yang menyebabkan septic shock dan akhirnya kematian. Selain itu racun ini dapat menyebabkan bocornya pembuluh darah.
Pengobatan
Anthrax dapat diobati dengan antibiotik biasa seperti:
Vancomycin
Penicillin
Ciprofloxacin
Doxycycline
Erythromycin
Selain itu vaksin anthrax dapat digunakan untuk mencegah infeksi.


Penularan BSE kepada manusia terjadi melalui konsumsi daging sapi yang terinfeksi yang kemudian menyerang jaringan syaraf manusia dalam bentuk varian Creutzfeldt Jakob Disease (vCJD) [ penurunan fungsi otak yang menyebabkan demensia dan yang paling parah] . Manusia yang terkena vCJD akan kehilangan kekuatannya, pertumbuhan badannya praktis terhenti. Penyakit ini cepat atau lambat akan merambat ke otak kemudian membuat otak manusia tidak lagi utuh, berubah seperti spons atau busa kursi yang bolong-bolong.

 telah terinfeksi dengan penyakit ini akan memperlihatkan gejala klinis awal berupa sakit kepala, ketidakseimbangan refleks berjalan, gangguan penglihatan (mata kabur), dan vertigo. [sering juga disebut pusing berputar, atau pusing tujuh keliling) adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing disertai berputar atau lingkungan terasa berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak bergerak ]. Juga gangguan mental berupa hilang ingatan dan perubahan mood (bisa menjadi kalem, marah atau romantis). Gejala ini muncul berkisar dua tahun sampai sepuluh tahun setelah seseorang mengkonsumsi daging sapi gila. Dalam tahap lanjut gejala tersebut berkembang menjadi tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara. Sayangnya, sampai sekarang belum ditemukan obat maupun vaksin yang mampu mencegah penyakit tersebut.


Selain menular dari hewan ke manusia, mad cow bisa juga menular dari manusia ke manusia bila orang sehat mendapatkan transplantasi organ dari orang yang mengalami BSE. Sampai saat ini di Indonesia belum ditemukan adanya kasus BSE baik pada sapi maupun pada manusia. Namun demikian penyakit ini harus tetap diwaspadai karena ada kemungkinan akan masuk ke Indonesia melalui peredaran daging secara ilegal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar