Jumat, 19 Oktober 2012

Sistem Pendistribusian Berkas Rekam Medis

INPUT
     1.       Manusia
     2.       SOP
     3.       Berkas RM
     4.    Peralatan
Proses
     1.      Pemesanan Berkas RM
     2.    Pengambilan Berkas RM
     3.      Pencatatan
     4.  Pendistribusian ke Poli


OUTPUT
  1.   Berkas Rekam Medis sampai di Poli
     2.     Tepat lokasi dan waktu


Jumat, 04 Mei 2012

STUDI EPIEMIOLGI ANALITIK




I.                   Defenisi  Studi Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik adalah:
yang mempelajari determinant yaitu factor –factor yang berhubungan dengan kejadian dan distribusi penyakit atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan.
                        Penelitian epidemiologi adalah :
Merupakan bentuk penelitian epidemiologi yang paling sering digunakan  dalam mencari factor penyebab dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit maupun gangguan kesehatan lainya.

II.                Jenis Disain Studi Epidemiologi Analitik
Kelompok jenis disain epidemiologi analitis dapat dibagi menjadi dua subkelompok yaitu:
1.      Studi observasional
a.       Studi Kasus Kontrol (case control study) adalah :
Studi yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dengan objektif untuk mengetahui apakah satu atau lebih variable independen merupakan factor risiko dari satu variabel dependen.
Kasus adalah : orang yang menderita penyakit tertentu, sedangkan
Kontrol adalah : orang yang tidak menderita penyakit yang bersangkutan kasus control dimulai dengan menemukan dan / mengumpulkan kasus,dari mana ditanyakan ekspos yaitu variabel independen. Kemudian ditemukan dan / atau dikumpulkan pula control dari mana ditanyakan ekspos yaitu variabel dependen.
Ekspos + berarti ;                    bahwa terdapat factor yang dihopotesiskan menimbulkan masalah atau penyakit.
Ekspos – berarti :                    tidak terdapat factor yang dihipotesiskan menimbulkan masalah



Unit analisis adalah individu yang dapat merupakan orang yang menderita suatu penyakit dan orang yang tidak menderita penyakit yang bersangkuta.
Indicator yang digunakan dalam studi kasus control adalah :
Odds Ratio(OR)
Contoh: apabila kasus adalah mereka dengan kanker paru, control adalah mereka tanpa penyakit baru. Ekspos + adalah: mereka yang merokok, sedangkan ekspos – adalah: mereka yang tak merokok.misalnya OR=4,itu berarti bahwa mereka yang merokok mempunyai risiko 4 kali menderita kanker paru dari pada mereka yang tidak merokok.

b.      Studi Kohort Prospektif (prospective cohort) adalah:
untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara suatu factor dengan penyakit atau masalah.
                                    Unit analisis adalah individu.
Studi kohort dimulai dengan factor yang dihipotesiskan sebagai penyebab penyakit atau masalah.dalam hal ini ditemukan orang dengan factor tertentu yang diamsukan kedalam kelompok yang ekspos, sedangkan orang tanpa factor tersebut dimasukan kedalam kelompok tidak ekspos. Jenis disain studi kohort terlihat dalam gambar berikut:



Populasi                                                                                                                Masalah +
                                                          Kelompok yg
                                                          Ekspos                          Masalah -
Populasi Referensi                Sampel      
                                                          Kelompok yg               Masalah +
                                                          Tidak ekspos                Masalah -

Populasi adalah: terdiri atas orang-orang dengan penyakit tertentu dan orang –orang tanpa penyakit itu.
Populasi Referensi adalah: yang terdiri atas orang – orang yang tak mempunyai penyakit tersebut
Masalah + adalah: kelompok yang ekspos dalam perjalanan waktu mungkin menderita penyakit atau terkena masalah.
Masalah – adalah: kelompok yang tidak menderita penyakit atau tidak terkena masalah
Dalam studi kohort digunakan indicator attributable risk (AR) dan Relative Risk (RR)

c.       Studi Kohort Retrospektif (retrospective cohort) adalah:
Mempunyaai tujuan dan indicator yang sama dengan studi kohort prospektif, namun studi retrospektif menggunakan data yang sudah terkumpul sebelumnya.
Jadi penelitian tidak lagi melaksanakan pengumpulan data selama periode waktu selanjutnya.
Contoh studi kohort retrospektif:
Dari populasi umum penderita dengan berbagai penyakit dirawat inap atau rawat jalan di rumah sakit, dimana datanya tersimpan secara sitematis dengan baik sejak beberapa tahun yang lalu. Misalnya peneliti ingin mengetahui apakah  hipertensi sebagai penyebab dari penyakit Jantung Korener(PJK), peneliti menideentifikasikan penderita hipertensi(hipertensi +) yang dalam waktu berikutnya menderita penyakit jantung korener(PJK +) dan yang tidak menderta (PJK-), demikian pula diidentifikasinya penderita tanpa hipertensi (hipertensi-) yang dalam waktu berikutnya menjadi PJK + dan PJK -. Kemudian dianalisa untuk menghitung angka insidensi PJK bagi mereka dengan hipertensi dan angka insidensi PJK bagi mereka tanpa hipertensi, sehingga dapat dihitung AR (Attributable Risk) dan RR (Relative Risk).
2.      Studi intervensi

a.       Studi Sebelum dan sesudah intervensi dengan control
Untuk mengetahui efektifitas dari suatu program intervensi; untuk itu dibandingkan hasil (outcome) dari intervensi diantara 2 kelompok.
b.      Trial Klinik yang dirandomisasi
Untuk menilai efikasi dari suatu obat terhadap suatu penyakit, suatu keberhasilan tindakan medis.
c.       Trial Komunitas yang dirandomisasi
Untuk mengetahui efektifitas suatu program kesehatan masyarakat, yang dilaksanakan dikomunitas yang terdiri atas sekelompok orang.



III.             Kelebihan dan kekurangan Disain Studi Epidemiologi Analitk

a.       Studi Observasional
1.      Studi kasus control (case control study)
Keuntungannya:
a.       Cocok untuk penyakit yang jarang terjadi atau dengan masa laten yang panjang
b.      Cepat dilakukan
c.       Reltif tidak mahal
d.      Tak memerlukan banyak subyek penelitian
e.       Subyek dapat diambil dari catatan medis
f.       Dapat dilakukan untuk mengetahui efek dari multifactor
Kerugiannya:
a.       Hanya tergantung pada catatan kasus dan daya ingat untuk exposure
b.      Susah menilai validitas dari informasi
c.       Susah memilih kelompok control
d.      Sulit menentukan adanya antecedent

2.      Studi kohort prospektif
Keuntungannya:
a.       Cocok untuk studi dari factor yang jarang
b.      Dapat menilai multi efek dari satu factor
c.       Dapat menunjukkan bahwa variabel independen adalah antecedent dari variabel dependen
d.      Mengurangi bias pengukuran factor
e.       Dapat mengukur insidens dari yang expose dan yang non factor
Kerugiannya:
a.       Tidak efisien untuk penyakit yang jarang terjadi yang memerlukan sampel besar
b.      Mahal dan memerlukan waktu lama
c.       Validitasnya terganggu oleh kehilangan subyek pada follow up

3.      Studi kohort retrospektif
Keuntungannya:
Hemat waktu dan sekaligus hemat biaya.
Kerugiannya:
Diperlukan catatan medis yang terjamin kebenarannya; bila tidak, maka validitas hasil penelitian diragukan.